Saturday, May 26, 2018

Mengenal Berbagai Penyakit Menular Seksual ( PMS ) Acquired Immuno Deficiency Syndrome ( AIDS )

Mengenal Berbagai Penyakit Menular Seksual ( PMS )
Acquired Immuno Deficiency Syndrome ( AIDS )


Sebelum kita membahas lebih jauh penyakit menular seksual, sebaiknya kita ketahui terlebih dahulu pengertian sakit dan penyakit. Terkadang kita sering rancu dalam perkataan sakit atau penyakit. Sakit adalah badan terasa tidak nyaman, karena menderita suatu penyakit, misalnya demam, kepala pusing, dan sebagainya. Adapun penyakit adalah sesuatu yang menyebabkan gangguan pada makhluk hidup, gangguan tersebut bisa dari bakteri, virus, atau kelainan jaringan organ tubuh.
Penyakit menular seksual adalah penyakit yang penularannya melalui hubungan seks. Bagian tubuh yang diserang adalah kelamin, alat reproduksi, saluran urin, dan anus. Penyakit ini timbul akibat melakukan hubungan seks bebas.
Berikut ini penyakit penyakit akibat melakukan hubungan seks bebas :

Acquired Immuno Deficiency Syndrome ( AIDS )

Acquired Immuno Deficiency Syndrome ( AIDS ) adalah penyakit yang menyerang pada sistem kekebalan tubuh manusia akibat terinfeksi human  immunodeficiency virus ( HIV ).
Tubuh yang terserang AIDS akan rentan terhadap infeksi penyakit sehingga mengakibatkan kematian. Sampai saat ini penyakit AIDS telah menyebar keseluruh dunia, tidak terlepas pula Indonesia. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV. HIV terdiri atas dua tipe yaitu tipe HIV-1 yang menyebabkan penyakit AIDS  dan tipe HIV-2 yang belum lama ini diketemukan di Afrika Barat. Bagian dari sistem kekebalan tubuh yang diserang HIV adalah sel-sel darah putih atau disebut sel T atau CD4.
Secara singkat proses penyerangan HIV adalah ketika menginfeksi sel T, HIV memerintahkan material genetik sel T untuk membuat komponen HIV baru.

a. Cara Penularan AIDS

Perlu diperhatikan, virus HIV dapat tersebar melalui pertukaran cairan tubuh, salah satunya adalah melalui hubungan seksual. Sebagai  contoh, seseorang yang berpola hidup sehat, ia akan sembarang dalam melaksanakan aktivitas seksualnya, terkadang para hidung belang itu berkeliaran ditempat-tempat yang tidak bersih, seperti rumah bordil dan sebagainya.Dalam melaksanakan aktivitas seksualnya itulah ia mendapatkan pasangan yang mengidap virus HIV.

b. Gejala-Gejala Penyakit AIDS

Seseorang yang terinfeksi penyakit virus HIV mengalami gejala-gejala antara lain :

  1. Influenza yang berkepanjangan, seperti demam, pusing, hidung tersumbat, dan batuk.
  2. Mengalami penurunan berat badan.
  3. Mengalami pembesaran kelenjar getah bening.
  4. Mengalami gangguan penglihatan, serta gangguan saraf dan otak.

Apabila jumlah sel T turun sampai dibawah 200  sel per mikroliter darah, maka orang yang terinfeksi HIV akan mengalami gejala-gejala :

  1. Infeksi opoturnistik dan kanker
  2. Infeksi paru-paru ( pneumosistik )
  3. Sitomegalovirus
  4. Herpes
  5. Kanker pembuluh darah ( kanker sarkoma kaposi )
  6. Kanker leher rahim

Bagi para pencandu narkoba yang terinfeksi HIV, terdapat gejala tambahan seperti sakit kuning,  sesak nafas dan jantung berdebar-debar.

c. Cara Mengetahui ( test ) HIV 

Secara garis besar pemeriksaan dapat dibagi menjadi dua macam yaitu : pemeriksaan untuk mendeteksi status antibodi terhadap HIV dan pemeriksaan untuk mendeteksi keberadaan virus HIV. Pemeriksaan untuk mendeteksi status, antibodi dilakukan dengan cara ELISA ( enzyme linked immunosorbent assay ). Adapun untuk mendeteksi keberadaan virus HIV dilakukan dengan beberapa cara, seperti metode PCR ( polymerase chain reaction ) dan kultur virus. Hasil pemeriksaan tersebut dapat menunjukkan bahwa status seseorang terhadap HIV / AIDS yaitu apakah orang tersebut terinfeksi virus HIV atau sudah mengidap penyakit AIDS.



d. Terapi AIDS

Meskipun obat AIDS belum diketemukan, namun ada beberapa metode terapi yang dapat memperpanjang usia hidup bagi penderita HIV / AIDS. Biasanya yang selama ini pernah terjadi, terapi HIV/AIDS mencakup 3 prinsip :

  1. Terapi antiretrovirus yaitu dilakukan dengan memberikan obat-obatan antiviral, seperti azydothymidine ( AZT ), navirapine (viramune )dan saquinare ( invirase )
  2. Terapi infeksi oportunistik dan kanker,  tujuannya untuk menanggulangi berbagai komplikasi akibat infeksi HIV. Biasanya dalam pengobatan, dokter memberikan antibiotik seperti sulvamethoxazole dan trimethoprim.
  3. Terapi suportif, yaitu dilakukan dengan cara memenuhi kebutuhan gizi dan dukungan psikologis bagi penderitanya.



Mengerikan sekali bukan ? demikian tadi yang dapat penulis sampaikan dan semoga dapat memberikan pelajaran yang bermanfaat bagi kita semua.


Terimakasih.